Faktor Utama Pemacu Tumbuhnya Industri Data Center

April 14, 2018 5:09 pm | Diterbitkan oleh Prime-DCS Editor

5 Faktor Utama Pemacu Tumbuhnya Industri Data Center Indonesia

Dalam beberapa tahun ini khususnya mulai dari tahun 2009 industri data center mulai berkembang dengan pesat, dimulai dengan pembangunan data center tier I dan II.  Kemudian data center tier III dan IV mulai dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan uptime industri hingga hampir 99%. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki rencana besar untuk membangun dan mempersiapkan infrastruktur IT  yang diharapkan akan siap pada 2019 nanti. Hal tersebut dilakukan  untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia agar mampu mengikuti perkembangan trend ekonomi global dengan menerapkan sistem pengelolaan e-governmence dan meng-edukasi  industri konvensional agar bisa bersaing di era digital ini.

Berikut ini adalah rangkuman dari 5 faktor utama yang mendorong pertumbuhan kebutuhan industri data center di Indonesia:

Potensi Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia

Indonesia sebagai negara dengan kepadatan penduduk nomor empat di dunia dengan populasi 250 juta penduduk memiliki potensi yang luar biasa. Indonesia telah menjadi negara yang diperhitungkan dalam perekonomian dunia karena dengan kepadatan penduduk nomor empat di dunia dengan populasi 250 juta penduduk dan sekarang menguasai ekonomi Asia Tenggara sebagai konsumen terbesar.  Pertumbuhan di negara-negara ekonomi maju di Asia akan terus berlanjut di 2018 dan seterusnya. Hingga 2032, kekuatan perekonomian Asia akan mendominasi dunia. Indonesia sebagai wilayah dengan jumlah penduduk yang besar akan menyumbang pertumbuhan data terbesar di kawasan Asia Tenggara sekitar 40% dari total populasi data di Asia Tenggara.

Sebagai pasar terbesar ketiga data center di Asia Tenggara, dan memiliki konektivitas kabel internasional yang kuat dan Internet Exchange yang aktif, Indonesia akan siap untuk  perkembangan lebih lanjut. Dalam sebuah studi memperkirakan total nilai investasi perlengkapan dan solusi data center di Indonesia pada tahun 2020 mendatang akan mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga lebih dari 70% dibandingkan dengan perkiraan nilai investasi di tahun 2016. Hal tersebut mendorong industri untuk mampu tumbuh mengikuti perkembangan kebutuhan dan nilai investasi. Hal ini didukung pula dengan optimisme Kementerian Komunikasi dan Informatika yang memperkirakan adanya pertumbuhan pasar data center Indonesia sebanyak 20 persen pertahun dalam periode 2015 hingga 2017 seiring dengan berkembangnya teknologi digital dan online. Data center sebagai tulang punggung aktivitas online dituntut untuk dapat lebih siap dalam berbagai hal seperti: menyediakan listrik, penyimpanan/cadangan dan pengolahan yang diperlukan sebagai fondasi pertumbuhan dunia digital.

Perkembangan industri e-commerce Indonesia yang sangat pesat

Based on APJII data November 2016, the number of internet usage in Indonesia has reached 137 million people. Rapid growth is also experienced by start-up companies in Indonesia, even estimated to reach 13 thousand startups in 2020. Industry shift to industry 4.0 which emphasizes technology and digitization in its production process to improve efficiency and pursue technological developments in the industry world.  Indonesia is one of the countries with the highest e-Commerce growth in the world. Evident in recent years, more and more companies and retails, switch or expand their business toward digital.

Berdasarkan data APJII November 2016, jumlah penggunaan internet di Indonesia  telah mencapai 137 juta orang. Pertumbuhan yang pesat juga dialami oleh perusahaan-perusahaan start up di Indonesia, bahkan diperkirakan mencapaJ 13 ribu start up di tahun 2020. Pergeseran industri menjadi industry 4.0 yang menekankan pada teknologi dan digitalisasi dalam proses produksinya untuk meningkatkan efisiensi dan mengejar perkembangan teknologi di industri dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan e-Commerce tertinggi di dunia. Terbukti dalam beberapa tahun terakhir, makin banyak perusahaan besar maupun ritel, beralih atau mengembangkan usaha ke arah digital.

Data Sensus Ekonomi 2016 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, industri e-Commerce Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir tumbuh sekitar tujuh belas persen dengan total jumlah usaha e-Commerce mencapai 26,2 juta unit.

Hal ini sejalan dengan riset yang dilakukan Bloomberg menyatakan bahwa pada tahun 2020, lebih dari separuh penduduk Indonesia akan terlibat dalam aktivitas e-Commerce.

McKinsey dalam laporan bertajuk ‘Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity’ juga menyebutkan, peralihan ke ranah digital akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga US$ 150 miliar dolar pada 2025. Laporan itu juga menyatakan bahwa akses internet melalui perangkat seluler akan mencapai 73 persen di Indonesia. Dalam lima tahun ke depan, angka ini diperkirakan akan terus bertambah. Salah satu faktor pendukung pertumbuhan industri e-Commerce di Indonesia adalah maraknya penggunaan smartphone.

Sementara itu, Direktur Digital & Strategic Portfolio Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk. (Telkom), David Bangun menyatakan bahwa e-Commerce yang saat ini begitu masif memerlukan dukungan infrastruktur yang kuat dan luas.

Selain itu, Menteri Kominfo menyatakan era saat ini merupakan masa ekonomi digital. Semua bisnis, terutama e-commerce dan yang ada kaitannya dengan proses baru memanfaatkan teknologi berbasis internet. Pemerintah Indonesia pun telah melakukan antisipasi perkembangan ekonomi digital dan era Industri 4.0, yaitu dimana terjadi perubahan ekonomi, yang tadinya berbasis komoditas ke ekonomi berbasis services.

Mengenai potensi ekonomi digital di Indonesia, Menteri Rudiantara menyebutkan saat ini Indonesia sudah ada empat unicorn yang berkembang dari start up, yaitu GoJek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.

Selain target unicorn, Menteri Kominfo menjelaskan tujuah besar pengembangan e-commerce di Indonesia. Indonesia memiliki obyejtif besar USD 130 Miliar dolar Tahun 2020. Bila dihitung dari market exchange rate, angka itu 11% dari ekonomi kita. Ekonomi Indonesia nantinya diperkirakan mencapai USD 1,2 Triliun.

Untuk mewujudkan itu, Menteri Rudiantara mengakui pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, namun melibatkan seluruh ekosistem ekonomi digital untuk membuat arah atau Peta Jalan e-Commerce Indonesia yang sudah dituangkan dalam Peraturan Presiden.

Peraturan Pemerintah mendorong industri untuk meningkatkan jaminan keamanan data pelanggan.

Berdasarkan keterangan dari Menkominfo RI ada beberapa sektor yang harus berada di Indonesia, seperti sektor pertahanan dan sektor yang berkaitan dengan keuangan. Kewajiban memiliki data center di Indonesia sendiri sebenarnya telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran Sistem dan Transaksi Elektronik yang merupakan pelengkap Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Nomor 11 Tahun 2008.

PP No. 82 tahun 2012 merupakan turunan dari UU No. 11/2008 yang mengatur tentang rangkaian penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik untuk menjamin Sistem Elektronik beroperasi sebagaimana mestinya. Peraturan Pemerintah ini mengatur kewajiban Penyelenggara Sistem Elektronik pada umumnya dan Penyelenggara Sistem Elektronik untuk pelayanan publik. Penyelenggara Sistem Elektronik untuk pelayanan publik, antara lain diwajibkan untuk menempatkan data center dan pusat pemulihan bencana di wilayah Indonesia, wajib memperoleh Sertifikasi Kelaikan Sistem Elektronik dari Menteri, dan wajib terdaftar pada kementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.

Walaupun Menkominfo RI sempat menyatakan akan merevisi isi PP Nomor 82 tahun 2012 ini dengan tidak mewajibkan perusahaan-perusahaan dari luar negeri untuk membangun data centernya di Indonesia. Isu ini menimbulkan permasalahan bahwa kedaulatan RI dipertaruhkan dengan membiarkan wacana merevisi peraturan pemerintah tentang ITE tersebut. Akan tetapi karena ini hanya pernyataan saja dan belum merubah secara formil isi PP tersebut jadi masih ada harapan untuk hadirnya investasi dari perusahaan luar negeri untuk membangun data centernya di Indonesia.

Masa Depan Data Center Pada Era Internet of Things (IoT)

Perkembangan dan adopsi kemajuan teknologi digital seperti big data, jejaring sosial dan Internet, perangkat mobile, cloud, Internet of Things –yang sering disebut third platform– telah mendorong kebutuhan akan data center yang agile, efisien, intelligent dan future-proof. Transformasi digital telah memaksa para pengelola Teknologi Informasi (TI) dan bisnis untuk berpikir kreatif dalam menyediakan lingkungan TI yang sesuai dengan kondisi saat ini dan memberikan fleksibilitas dalam mengembangkan bisnis di masa depan; karena potensi munculnya peluang bisnis tersebut timbul di dunia yang bergerak dengan cepat.

IoT akan berdampak secara signifikan pada data center dan hal ini membentuk era big data dimana seluruh pengolahan akan berpusat di data center, disini dapat kita lihat seberapa besar kebutuhan data center akan meningkat dari tahun ke tahun.

Sebagai contoh, jika 1 buah perangkat membutuhkan data sebesar 100 GigaByte per bulan, maka dengan 10 miliar perangkat saja akan memberikan jumlah data sebesar 10 miliar GB atau 1.000.000 Tera Byte.  Dan per tahunnya akan dibutuhkan penyimpanan sebesar 12 juta TB. Oleh karena itu, masa depan data center di era IoE akan semakin memiliki peran penting, terutama dalam manajemen kapasitas penyimpanan.

Dalam jangka pendek, banyak pembicaraan mengenai edge data center sebagai jawaban atas tantangan membangun data center yang besar. Data center yang lebih kecil dapat dibangun lebih dekat dengan para pengguna, dimana kecepatan pengolahan lebih diprioritaskan. Misalnya, lokasi dan pemetaan data pada smartphone Anda mungkin akan diproses di sebuah data center yang dekat dengan lokasi anda sekarang ini.

Masifnya transformasi industri menjadi digital

Data Center merupakan salah satu kunci utama yang berperan penting dalam perkembangan transformasi digital. Bisnis data center diperkirakan akan mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan banyaknya industri yang berencana melakukan transformasi digital dan munculnya ledakan data yang menurut IDC akan mencapai 44 triliun GB data secara global pada 2020.

IDC juga memprediksi Indonesia akan memberikan kontribusi penggunaan data sebesar 1,5 triliun GB data dari total keseluruhan 44 triliun GB data global pada 2020, dengan asumsi penduduk di wilayah Asia Tenggara rata-rata menghasilkan 3,7 triliun GB data dari total penduduk 650 juta di kawasan Asia Tenggara pada 2020. Dengan demikian, Indonesia sebagai wilayah dengan jumlah penduduk sebesar 260 juta akan menyumbang pertumbuhan data terbesar di kawasan Asia Tenggara sekitar 40% dari total populasi  data di Asia Tenggara.


Tags: , , , ,

Layanan Data Center Terintegrasi

Semangat utama Prime untuk teknologi informasi dan pengembangan Data Center telah menjadi sumber untuk memberikan Layanan Data Center yang andal. Team kami yang berpengalaman dan professional akan memberikan yang terbaik untuk mendukung seluruh rangkaian solusi yang Prime tawarkan.

Manajemen Proyek | Layanan Infrastruktur | Sistem Integrasi | Pembersihan Data Center

Solusi Data Center

Solusi Data Center Prime dibuat dengan mengutamakan manfaat bagi pelanggan. Semua solusi Data Center kami dirancang untuk memberi Anda keuntungan terbaru dalam teknologi data center tanpa mengorbankan skalabilitas, keandalan, dan modularitas untuk perkembangan lebih lanjut.

Fasilitas Data Center | Pengelolaan Data Center & Otomatisasi | Virtualisasi | Infrastruktur Jaringan TI | Rencana Pemulihan Bencana | Pusat Pemulihan Bencana

Mitra Kelas Dunia

Prime selalu mencari mitra kelas dunia yang berpotensial dengan teknologi inovatif dan unik untuk kolaborasi dan menciptakan peluang bisnis baru.

EN | ID