Di era digital sekarang, data merupakan suatu hal yang tidak ternilai. Data berperan sebagai peranan acuan riset, database aset, dan sebagainya. Data sendiri tersimpan di fasilitas data center. Untuk menjaga data dengan baik, tentu diperlukan fasilitas data center yang baik pula.
Memiliki dan mengoperasikan data center adalah hal yang kompleks dan mahal. Pemilik dari data center harus terus memikirkan bagaimana cara untuk meminimalkan biaya, mengoptimalkan efisiensi, dan memastikan ketersediaan tinggi. Tiga kekhawatiran yang termasuk adalah, penghematan biaya, total biaya kepemilikan, dan downtime. Faktor-faktor ini saling terkait dan berdampak satu sama lain secara signifikan. Dalam kasus ini, kita akan membahas tantangan yang dihadapi oleh data center dan mengeksplor strategi untuk mengatasi tantangan tersebut.
Tantangan dalam Data Center
Data center menghadapi berbagai tantangan yang menghambat efisiensi dan ketersediaannya. Tantangan-tantangan ini dapat secara luas dikategorikan sebagai berikut:
1. Desain dan Supply Chain
Desain dan Supply Chain bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan dalam optimalisasi data center. Di satu sisi, desain data center harus mampu menjawab kebutuhan infrastruktur IT yang terus berkembang, dengan mempertimbangkan aspek distribusi daya yang efisien. Di sisi lain, manajemen Supply Chain berperan penting dalam memastikan pengadaan peralatan berkualitas tinggi dan pengiriman tepat waktu untuk meminimalisir downtime.
2. Aspirational vs. Actual
Desain terbaik data center pun tidak dapat memprediksi apa yang terjadi di masa depan. Kebutuhan bisnis dan teknologi yang berubah sepanjang waktu, menyebabkan perbedaan antara desain data center dengan operasi aktual pemasanganya. Misalnya, desain awal mungkin mengalokasikan ruang untuk 100 server, tetapi seiring waktu, perusahaan mungkin perlu menambahkan lebih banyak server. Hal ini dapat menyebabkan kepadatan, panas berlebih, dan masalah lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja dan keandalan data center.
3. Operasi Silo
Data Center sering kali beroperasi secara “terpisah” dengan tim berbeda, yang bertanggung jawab atas berbagai aspek fasilitas. Hal ini dapat menyebabkan miskomunikasi dan konflik antar tim. Untuk mengatasi tantangan ini, operator harus mengadopsi pendekatan kolaboratif, memastikan komunikasi dan koordinasi yang lancar antar tim.
4. Kurangnya Pelacakan Fasilitas
Data center sering kali tidak memiliki sistem pelacakan dan pemantauan yang komprehensif. Hal ini dapat menyebabkan inefisiensi dan kehilangan karena kurangnya koordinasi fasilitas. Penerapan sistem pemantauan dan fasilitas pelacakan yang baik dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah sebelum menjadi masalah besar.
5. Variabel IT pada Infrastruktur Tetap
Data Center sering kali juga kesulitan menyeimbangkan kebutuhan infrastruktur IT dengan infrastruktur fasilitas yang tetap. Hal ini dapat menyebabkan inefisiensi dan downtime karena kegagalan fasilitas atau masalah pemeliharaan. Untuk mengatasi tantangan ini, data center harus mengadopsi solusi yang fleksibel dan mudah beradaptasi sehingga dapat mengikuti perubahan tuntutan infrastruktur IT.
Mengatasi Tantangan dengan Skor Kinerja ACE
Untuk mengatasi tantangan ini, data center dapat menerapkan pendekatan yang mengintegrasikan desain yang efisien, supply chain manajemen, dan manajemen fasilitas yang baik. Salah satu kunci yang dapat membantu operator data center untuk mencapai tujuan ini adalah skor kinerja ACE (ACE Performance Score).
Skor Kinerja ACE adalah kunci komprehensif yang menilai kinerja data center berdasarkan beberapa faktor berikut:
- Ketersediaan (Availability): Skor kinerja ACE mengevaluasi ketersediaan data center, termasuk waktu aktif (uptime) dan waktu tidak aktif (downtime).
- Kapasitas (Capacity): Skor Kinerja ACE juga menilai kapasitas data center untuk menangani peningkatan kebutuhan infrastruktur IT.
- Efisiensi (Efficiency): Skor Kinerja ACE berfungsi untuk mengevaluasi efisiensi data center dalam mengkonsumsi daya dan sistem pendinginan.
Fungsi dan Cara Kerja Skor Kinerja ACE (ACE Performance Score)
Skor kinerja ACE bekerja dengan menganalisis data dari berbagai sumber, termasuk sensor, sistem pemantauan, dan perangkat lunak fasilitas. Setelah itu Skor Kinerja ACE akan menghitung skor untuk memberikan hasil kinerja data center di ketiga faktor utama tersebut. Skor dihitung berdasarkan kriteria dan tolak ukur yang sudah ditentukan sebelumnya, tolak ukur dan kriteria ini bertujuan memastikan bahwa skor tersebut dapat diandalkan.
Kesimpulan
Memiliki dan mengoperasikan data center merupakan hal yang rumit dari segi biaya dan kompleksitasnya. Maka dari itu pemilik dan operator data center harus memiliki cara untuk menekan biaya, dengan metode yang efisien, dan manajemen fasilitas yang baik. Dengan memahami semua aspek beserta fungsinya, data center tentu dapat bekerja lebih efisien dan lebih optimal, dan yang paling penting bisa menekan biaya.
Prime DCS ikut hadir mengambil bagian dalam solusi pengembangan Greenship Data Center yang efisien dan terintegrasi. Prime DCS ingin mendorong kesadaran akan pentingnya data center yang efisien dan optimal. Diharapkan dengan hadirnya Prime DCS, Indonesia dapat selangkah lebih maju dalam keefisienan energi. Hubungi kami sekarang di sini.