Data Center yang merupakan pusat data, adalah sekumpulan perangkat komputer dan jaringan komunikasi data baik lokal maupun internasional yang terintegrasi dan berpusat pada suatu lokasi yang mendukung serta dapat diandalkan untuk menjadi pusat “rumah” bagi berbagai perangkat tersebut. Perangkat tersebut harus memiliki spesifikasi tinggi dan kemampuan penyimpanan data yang sangat besar, jaringan komunikasi data fiber optic yang mendukung, serta alat pengamanan lokasi dari panas, gempa, dan lainnya sehingga dapat diandalkan sebagai sarana penyimpanan data penting perusahaan dan pemerintahan.
Selain itu, data center juga harus menjamin keamanan data yang disimpan secara menyeluruh disamping koneksi yang stabil tanpa terputus dan berkecepatan tinggi sehingga dapat diakses oleh banyak orang.
Indonesia masih merupakan negara berkembang dengan 200 juta lebih penduduk yang tersebar di seluruh Nusantara. Wilayah kepulauan Indonesia yang tersebar luas dan teknologi internet yang semakin menjangkau sampai ke pelosok dan laut, menjadi tantangan tersendiri dalam pengadaan infrastruktur data center di Indonesia.
Tentunya seperti di negara lain, infrastruktur data center di Indonesia juga harus memenuhi standard kualitas yang di tetapkan, dengan pasokan listrik yang stabil dan lebih baik lagi jika sudah mulai menggunakan energi surya sehingga dapat masuk kedalam tahap green data center.
Perkiraan Kebutuhan Data Center di Indonesia
Diperkirakan kebutuhan data center di Indonesia mencapai 375.000 meter per segi dengan kondisi di tahun 2016 ini sudah ada sekitar 290.000 meter per segi.
Era sosial media dan ekonomi digital mengantarkan peningkatan drastis pada kebutuhan infrastruktur data center di Indonesia, oleh karena itu perusahaan Data Center di Indonesia semakin besar peluangnya untuk memperluas bisnisnya, dan sudah banyak pemain kelas dunia yang masuk ke Indonesia per 2016 ini dan akan terus bertambah.
Seperti yang dilansir dari hasil penelitian oleh sebuah perusahaan konsultan pemasaran Frost & Sullivan, mereka mengemukakan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan pasar data center sebesar 40% dan ini tertinggi di Asia dan Australia.
Selanjutnya muncul isu bahwa CloudFlare sebuah perusahaan penyedia Cloud Data Network yang memberikan sistem keamanan khusus untuk DDoS attack memilki rencana untuk membuka data center di Indonesia.
Lain halnya dengan Google dan Facebook, yang masih enggan untuk membuat server di Indonesia karena khawatir dengan keamanan dan kebijakan pemerintah yang belum stabil.
Selain perusahaan-perusahaan besar diatas sebenarnya kegunaan data center sendiri dapat dinikmati oleh berbagai organisasi dan fungsinya dapat bervariasi sesuai dengan bidangnya, seperti:
- Pemerintahan, biasanya hanya sebagai upaya mitigasi bencana untuk keberlangsung aktivitas IT dan penyimpanan dokumen.
- Perusahaan Skala Enterprise, baik sebagai operasional day-to-day maupun sebagai Disaster Recovery Center.
- Marketplace, sebagai co location data center untuk operasional sehari-hari, seperti tokopedia, bukalapak dan lainnya.
- Media Berita Elektronik, menggunakan data center baik sebagai operasional, cadangan, maupun untuk online streaming.
- Institusi Finansial, mengandalkan data center dari segi standar kualitas layanan yang aksesibel dan juga aman.
- Penyedia Jasa Aplikasi Online, seperti Gojek, Uber, Grabbike, Spotify, dan perusahaan jasa aplikasi lainnya yang tergolong sangat membutuhkan kecepatan dan kestabilan akses aplikasi oleh ribuan sampai jutaan orang setiap harinya.
- Game Online Provider, untuk meletakan aplikasi game online beserta sistem monitoringnya.
- Organisasi Profesi atau Asosiasi Profesi, yang memilki ribuan anggota dan secara berkala harus akses web untuk mendapatkan informasi serta submit dokumen, tentu sangat penting menggunakan data center yang dapat diandalkan.
- Perusahaan Hosting, untuk seluruh kebutuhan operasional IT.
- Internet Service Provider, baik untuk back up maupun untuk server squid.
- Dan perusahaan menengah yang sedang berpotensi untuk memperluas layanan usahanya.
Kebutuhan Listrik untuk Infrastruktur Data Center di Indonesia
Selain konektifitas, hal lain yang patut diperhatikan adalah pasokan listrik yang memadai untuk menunjang keberlangsungan data center. Tahun demi tahun kebutuhan listrik yang di supply untuk infrastruktur data center Indonesia mengalami peningkatan dari 330 MegaWatt ke 475 Mega Watt (prediksi berdasar statistik di tahun 2016 ke 2020). Hal ini harus di dukung pemerintah dengan membuat enegri listrik tenaga surya jika kebutuhan ini semakin meningkat di masa depan.
Minyak dunia memang sedang dalam harga terendah, namun kenyataannya di Indonesia harga listrik tidak turun secara signifikan, dan untuk solar pun juga tidak turun signifikan sehingga untuk kebutuhan listrik selain dari PLN dan Genset, ada baiknya para perusahaan data center mulai membangun sendiri ladang solar panel untuk pasokan listriknya sembari membuka lahan perkebunan atau membuat waduk sendiri untuk mendapatkan 2 energi dari air dan tenaga surya sebagai energi alternatif.
Kebutuhan Perangkat Keras dan Jaringan Komunikasi Data
Storage solutions dan sambungan komunikasi data lokal dan internasional juga merupakan hal yang sangat penting, karena sebuah data center di tuntut untuk terus dapat terhubung dan diakses, serta dapat memilki infrastruktur yang mendukung untuk menjaga data agar jangan sampai hilang sedikitpun karena apapun.
Saat ini nilai investasi data center di Indonesia telah mencapai hampir Rp. 2.5 triliun dan ini masih akan terus bertambah seiring dengan pembangunan gedung-gedung data center yang belum selesai oleh para penyedia jasa data center seperti Bizznet di Bali dan Telkom Sigma, DCI di Cibitung, NTT dan lainnya.
Tags: Data Center, data center indonesia, data communication network, electricity requirements, estimated data center needs, hardware requirements